Kali ini aku ingin bercerita sedikit tentang pengalaman pribadiku,pengalaman masa laluku.... Ini terjadi saat aku masih duduk di bangku sekolah SMK.Sedikit "Lebay" tapi tak apalah.... Ini nyata.... ini mungkin Teguran,itulah keyakinanku
Aku sangat menyesal atas apa yang telah perbuat.Aku telah menerima ganjarannya.Dan aku hampir saja kehilangan nyawaku,setelah sejenak berpikir hendak melalaikan sholat.
Malam itu ,aku sedang asyik nonton TV.Ini adalah acara yang sudah ku tunggu-tunggu sejak pertama iklannya muncul di TV.Acaranya begitu menarik haingga membuatku urung untuk segera tidur.Aku tak peduli besok aku harus sekolah.Kedua orang tuaku memang tak pernah menegurku bila aku nonton TV hingga larut malam.Asal tidak berpengaruh pada prestasiku,mereka sama sekali tak melarangnya.
Malam sungguh sudah begitu larut.Ini sudah lewat tengah malam.Rasa ngantuk sudah tak tertahan lagi,aku pun tertidur.Saat terbangun,jah acara TV ku tlah usai.Dengan nyawa yang masih belum ngumpul aku pun segera ke kamar untuk tidur.Saat aku baru membaringkan badanku di kasur,aku baru sadar kalau ternuyata aku belum sholat isya.aku bergumam dalam hati
“ah biarinlah aku nggak sholat,sekali ini inih….”
Aku mencoba memejamkan mata.Tapi tak bisa tertidur juga .Hati kecilku menuntutku untuk bangkit dari tempat tidur dan segera menunaikan sholat.Akhirnya aku menunaikan sholat yang merupakan kewajiban bagiku karena Ibuku selalu menuntutku untuk sholat semenjak aku duduk di bangku SD.Dan kebetulan aku masuk di Madrasah yang sarat dengan ilmu agama Islamnya.
Kali ini aku baru tenang untuk tidur karena hutangku telah terbayar.Aku pun kembali memejamkan mataku.Kali ini aku benar-benar tertidur.
Rasanya aku baru saja bisa benar-benar tertidur.Tapi aku merasa nafasku begitu sesak.Akupun terbangun.Saat mata ini terbuka aku merasa semuanya begitu gelap.Aku kembali merasa nafasku begitu sesak. Ini tak seperti yang biasa aku alami.Aku begitu sulit bernafas.Aku tak tahan lagi.Aku panggil ibuku dengan kamampuan yang tersisa.Kamar kami yang bersebelahan memudahkan suaraku untuk terdengar oleh ibuku.
Ibu langsung kekamarku.Ibu mana yang tak panik melihat anaknya sedang merintih menahan nafas yang begitu sesaknya.Ibuku bingung bukan kepalang.Merasa perlu bantuan ibu memanggil bapak.Namun sayang, Bapakku memang bukan layaknya seorang ayah seperti para ayah yang lainnya yang bias diandalkan.Bapak sama sekali tak merespon ibu yang sedang kepanikan.sejak dulu bapak memang terkesan cuek padaku.setiap aku sakit .ia tak pernah peduli padaku.Berbeda dengan ketika adik perempuanku sakit.bapak tak pernah mau meninggalkan sekejap pun.Bapak selalu menungguinya.Tapi aku sama sekali tak merasa iri.Bagiku ibu sudah merupakan ayah bagiku.Dari dulu ibu yang mencari nafkah.Bukan bapak.
Aku yang sedang tak berdaya merasa kasihan pada ibuku yang bertambah panik saja.Harus berbuat apa ibu untuk menangani aku.hari masih terlalu dini untuk memanggil mantri terdekat.Tak mungkin juga untuk seorang wanita keluar rumah di pagi yang lekang seperti ini.Ibuku kembali berusaha menyuruh bapak untuk bangun dan membawaku ke mantri terdekat.namun bapak membentak ibu dan seolah tak peduli dengan keadaanku..
Ibu semakin tak tega dengan keadaanku yang semakin parah saja.
Saat fajar datang ,Ibuku nekat membawaku seorang diri tanpa bantuan siapapun ke kediaman mantri yang tak jauh dari rumah kami.
Ibuku mencoba mengetuk pintu rumah pak Udi berharap sang mantri segera bangun dan aku segera tertolong.Namun saat Mantri itu bangun dan melihat keadaanku yang sudah sangat parah,Ia menolak untuk menanganiku.Ia takut akan gagal lagi seperti pasiennya beberapa pekan yang lalu.Pasien itu menderita penyakit yang sama sepertiku Naasnya ia meninggal saat dirawat inap di kediaman pak Udi.Tapi Pak Udi tak tinggal diam .Ia menyuruh ibuku untuk membawaku ke Rumah sakit.Ia akan berusaha membuatkan surat rujukan untuk rumah sakit,Ibuku menolaknya.ia ingin mencoba membawaku ke dokter terlebih dahulu.Tak mungkin ibuku sanggupmembawaku ke Rumah sakit mengingat biaya rumah sakit yang sungguh akan memberatkan ibuku.Karena sekali lagi,Ibuku yang mencari nafkah bukan bapakku.
Ibuku melanjutkan perjuangannya untuk mengobati sesak nafasku yang semakin kritis saja.Ibuku berniat membawaku ke dokter yang tempatnya lumayan jauh .tidak mungkin dijangkau dalam waktu yang singkat bila kami berjalan kaki.akhirnya kami naik becak ke kediaman Dokter yang kami harap mampu memanganiku sehingga tak perlu repot-repot membawaku ke rumah sakit.
Kenyataannya jalanku untuk mengakhiri sesak nafas ini memang sudah dipersulit oleh sang KHOLIK.Dokter pun menolak untuk menanganiku.Ia juga menyarankan ibu untuk membawaku ke rumah sakit. Ibuku tak begitu saja menyerah.Ibu sama sekali tak segera mengikuti saran dokter.Ibu terus memohon pada pak dokter supaya ada penanganan sementara untukku.Merasa simpati padaku yang sudah hamper kehabisan nafas,akhirnya pak Dokter memberiku alat hisap oksigen.Ku hisap benda itu hingga nafasku tak begitu berat lagi.Sampai siang akhirnya penderitaanku berakhir juga.Terima kasih ibu,karena perjuanganmu yang tak pernah putus harapan akhirnya aku bias kembali bernafas dengan normal.
Semenjak kejadian ini aku tak berani meninggalkan Sholat lima waktu walau sekedar berpikir pun aku tak berani.Dan aku sangat tahu bahwa kekuasaan Allah SWT sungguh sangat agungnya .Bila Dia berkehendak jadi,maka jadilah apa yang menjadi kehendaknya.
Dan dalam al Qur’an ALLAH pernah berfirman
“Celakalah Bagi orang yang Sholat…”
Yang maksudnya adalah celakalah bagi orang yang sholat tapi melalaikannya.Neraka WELL adalah tempat bagi mereka-mereka yang dengan mudahnya melalaikan sholat.